DUMAI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Dumai terus berupaya untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kota Dumai.
Disebabkan cuaca ekstrem serta lahan di Kota Dumai yang mayoritas adalah gambut masih menjadi perhatian Pemko Dumai. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Dumai Adyan Bangga Pranata Harahap, S.STP, Selasa (18/01/2022).
"Lahan gambut memang sangat rawan apalagi ditengah kemarau berkepanjangan seperti ini. Kita tidak ingin terjadinya peningkatan luasan lahan atau hutan yang terbakar di Tahun 2022 seperti yang terjadi di tahun 2021 lalu," ucapnya.
Pada kesempatan ini Adyan menjelaskan total luas terbakar Karlahut di Kota Dumai per tanggal 17 Januari 2022 seluas 2,75 Ha.
"Kebakaran terjadi di 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Sungai Sembilan dan Bukit Kapur dengan total lahan terbakas seluas 2,5 Ha. Adapun rinciannya yaitu Kelurahan Lubuk Gaung seluas 1,5 Ha, Kelurahan Bangsal Aceh seluas 0,5 Ha, dan Kelurahan Batu Teritip seluas 0,5 Ha, serta Kelurahan Bagan Besar Timur seluas 0,25 Ha," ungkapnya.
Walau begitu, BPBD Dumai bersama TNI/Polri dan pihak terpadu Satgas Darat terus berupaya melakukan pencegahan dini terhadap beberapa titik api yang muncul.
"Alhamdulillah, BPBD Dumai bersama TNI/Polri, Masyarakat Peduli Api dan pihak lainnya telah berhasil memadamkan api dilokasi tersebut, upaya ini akan terus dilakukan untuk meminimalisir meluasnya karhutla di Kota Dumai," katanya.
Selain fokus pada pemadaman titik api, Adyan menambahkan di Tahun 2022 ini, BPBD juga akan gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat Kota Dumai agar tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena upaya cepat tanggap karhutla ini harus dilakukan bersama-sama baik dari pemangku kepentingan maupun masyarakat itu sendiri.
"Membangun kesadaran masyarakat itu yang paling penting, kami juga meminta kepada masyarakat jika melihat ada lahan yang terbakar agar segera melaporkan kepada BPBD Dumai," tambahnya.
Selain itu, BPBD Dumai juga rutin melakukan patroli darat yang dilakukan oleh petugas maupun patroli udara menggunakan drone untuk memantau titik api dilokasi rawan api.
"Patroli udara menggunakan drone ini selain memantau titik api, kita juga bisa mengukur luas area yang terbakar dan juga mencari sumber air terdekat dengan lokasi titik api," pungkasnya.